Smile is the shortest distance between two people.

Recent Posts

Jumat, 11 Juni 2010

mimpiii....


Gerecht Träument






L
agi-lagi Dila mendapatkan puisi indah dalam secarik kertas yang diselipkan dalam tasnya."Orang ini siapa sich? Kurang kerjaan banget nggak capek apa ciptain puisi untuk aku plus bikin aku penasaran melulu" ketus Dila dalam hati.
Setiap malam sebelum tidur dia harus diliputi rasa penasaran akan pemuja rahasianya dan membulatkan tekadnya untuk cari tahu sebelum keburu mati penasaran nggak ke langit nggak ke tanah bergaun putih terkatung-katung di udara, ketawa kayak nenek lampir. Lamunannya yang aneh menutup aktifitasnya untuk hari ini membawanya dalam tidur nyenyak.
Matahari bersinar cerah menemani harinya menuju sekolah. Penampilannya begitu “perfect”, satu hal yang membuat orang tak bisa lupa dengannya karena memiliki senyum yang manis dan wajahnya yang imut membuat orang yang melihat gemes.
"Dil! Ada cerita apalagi yang lo bawa dari rumah? By the way dapat puisi apalagi nich kemarin?" tanya Irva penuh penasaran.
"He'e nih aku dapat puisi lagi kemarin tapi aku dah mau cari tahu tu puisi dari siapa. Mau bantuin nggak?"
"oke gw ikut bantuin. Siapa tau aja pemuja rahasia lo itu penunggu kelas ini!" cerocos Irva sambil cekikikan sendiri.
"Kamu itu mau bantuin atau cuma mau ngejek aja.Nggak lucu kalau dapat pemuja rahasia yang ternyata hantu kesasar nggak tahu mana pintu akherat mana pintu kelas" balas Dila yang cerewetnya minta ampun.
Sepanjang hari Dila cuma mengawasi tasnya dari kejauhan siapa tahu bisa ketemu ma si pemuja rahasia. Tiba-tiba Dila dan Irva kaget ketika melihat cleaning servis sekolahnya yang udah tua tapi sok ganteng itu menghampiri tas Dila dan menaruh secarik kertas. Melihat hal itu Irva tak dapat menahan tawa lagi sebaliknya Dila memasang muka yang paling masam yang pernah dilihat Irva dan hanya menambah cekikikan sahabatnya itu. Mereka berdua pun segera ke kantin.
"Gw salut ma lo Dil,aki-aki aja klepek-kelepek ma lo!" ejek Irva.
"Udah dech nggak usah bahas masalah itu. Padahal aku kira yang nulis puisi itu Gabriel,si jago basket yang jadi pujaan siswi-siswi di sekolah ini setidaknya si Wahyu ketua osis yang super keren eh malah dapat aki-aki"
Setelah menghabiskan makanan yang mereka pesan, mereka segera ke kelas untuk membaca puisi yang ada dalam tas Dila.






Rasa kesal dihati Dila semakin menjadi-jadi. Yang ada dipikirannya sejuta makian untuk si aki-aki.
"Ir ntar temani aku nemuin tu aki-aki."
"Namanya Pak Darmo,Dil."
"Mau siapa lah namanya yang jelas ntar aku mau maki-maki dia."
Bel sekolah berbunyi menandakan usai sudah pelajaran untuk hari ini.Dila dan Irva segera menemui Pak Darmo sebelum dia pulang.
"Pak Darmo apa-apaan sih pakai acara ngasih aku puisi-puisi cinta?! Nggak liat umur banget"
"Mbak ini kenapa? Pak Darmo tidak pernah kirim puisi buat Mbak Dila, kan sudah ada anak istrinya Pak Darmo."
"Trus ngapain Pak Darmo naruh sesuatu di tas saya?"
"Ooo...Yang itu apa,itu bukan dari Pak Darmo!" tiba-tiba ada suara nyerocos dari belakang.Kaget bukan kepalang ternyata yang bicara itu Gabriel si jago basket sekolah yang juga salah satu pujaan Dila.
"Gabriel..! Sejak kapan disitu?"
"Dari tadi dengerin nona cantik ngomel-ngomel."
Pipi Dila langsung memerah dapat pujian dari cowok terpopuler.
"Ko' bengong Dil?"
"ah...Nggak..Yang naroh puisi itu kamu ya?"
"Iii... Jangan GR dulu, bukan aku kali yang buatin kamu puisi!"
Dila nampak kecewa padahal dah terlanjur senang.
"Mungkin belum saatnya kamu untuk tahu Pemuja Rahasia kamu itu siapa!"
Makin penasaran aja Dila sejak kejadian sepulang sekolah tadi. Sampai di rumah dia hanya mengurung diri di kamar menebak-nebak siapa pemuja rahasianya itu. Tiba-tiba ibunya memanggil.
"Dil ada kiriman bunga untuk kamu! Ibu taruh di kamar kamu."
"Dimana Ma? Dila tidak melihat."
"Ada di meja belajar kamu."
"Iya Ma dah ketemu."
Dengan perasaan deg-degan Dila membuka pesan yang ada dalam amplop bunga tersebut.





Ternyata ibunya telat memberi tahu Dila sekarang sudah hampir jam 5,dia pun segera bersiap-siap untuk bertemu si pemuja rahasianya itu.Dari tadi Dila mencari-cari orang yang menurutnya adalah si pemuja rahasianya tapi tak ada satupun yang nyamperin.Dila tersentak kaget ketika ada yang menepuk bahunya dari belakang.
"Hey Dil! Dah lama nunggu ya?"
"Ka...Kamu ya yang selalu ngirimin aku puisi?"
"Iya ni aku, si pemuja rahasiamu."
Dila kagum dengan sosok cute di depannya itu, melebihi Gabriel dan Wahyu. Dila tersadar terus dari mana orang ini bisa tahu dengan Dila apalagi semenjak sekolah dia belum pernah melihat orang tersebut.
"By the way,kita pernah ketemu dimana? Secara kayaknya kita tidak satu sekolahan trus kamu bisa nebak seluruh kegiatanku."
"Kamu memang nggak pernah liat aku secara cuma sore ini aku bisa nampakin diri"
"Maksud kamu??"
Dila terperangah mendengar jawaban dari si pemujanya itu dan lebih herannya lagi ketika dia menatap orang yang di depannya itu, kakinya ngambang tidak menyentuh tanah.
"Ha...Ha..Hantu!!!!"
Bruuuuk.... Tubuh Dila jatuh dari ranjangnya.
"Aduh...Sakit!!" keluh Dila sambil memegang pantatnya yang sakit.
"Huhh...Cuma mimpi..die ist Gerecht Träument…Aaaa...Telat..!!"